Kamis, 31 Januari 2013

Pencegahan Penyakit ISPA dalam Perspektif Agama Islam



Berdasarkan Agama Islam manusia, alam dan lingkungannya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam hal menopang kehidupan dimuka bumi.  Kebergantungan hidup manusia pada alam dan lingkungannya demikian besar karena manusia tidak akan dapat hidup tanpa adanya daya dukungan dari lingkungannya. Maka tidak dipungkiri lagi bahwa manusia memiliki andil yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan hidup ini. ( ). Dari penyataan tersebut teringat ceramah ketika Maulid Nabi di sekitar daerah tempat tinggal saya beliau menyatakan bahwa alam diciptakan sekaligus dengan hukum – hukum yang telah ditetapkan.
Oleh sebab itu menjaga, melestarikan alam dan lingkungan merupakan sebuah kewajiban dan bernilai ibadah, dan itu semua bertujuan untuk kelangsungan hidup dan untuk kemakmuran manusia itu sendiri.  Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS; Al-isra’ (17) yang berbunyi :
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu  sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi  Maha Pengampun. (QS: al-Isra’ [17] : 44)
Selain itu firman ALLAH dalam melestarikan lingkungan hidup adalah QS. Hud ayat 61:
… Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS Hud [11] : 61)
    Sebenarnya masih banyak ayat tentang menjaga lingkungan dan ancaman bagi manusia yang merusak lingkungan masih banyak lagi. Lingkungan mempunyai peranan  penting dalam kesehatan khususnya untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA. World Heath Organization yang diterjemahkan oleh Apriningsih, dan Erita Agustin Hardinti (2009) dalam Ilmu Perbaikan Kesehatan Lingkungan Anak menyatakan bahwa  pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
1.      Jumlah anak – anak berusia 0 -14 tahun dengan akses untuk mendapatkan pengobatan antibiotik terhadap pneumoniia merupakan sebuah indikator kemampuan memberantas pneumonia secara cepat dan efektif.
2.      Perubahan karakteristik di dalam sejumlah rumah tangga yang bergantung pada bahan bakar biomassa atau batu bara, merupakan sebuah indikator efektifitas kebijakan energi.
3.      Perubahan  karakteristik di dalam konsumsi rokok, merupakan sebuah ukuran dari  efektifitas kebijakan yang ditujukan pada pengurangan konsumsi rokok,
4.      Perubahan karekteristik di dalam konsentrasi polusi udara di lingkungan sekelilingnya yang memiliki suatu efek.
Selain lingkungan dalam pencegahan ISPA islam juga memberikan solusi  untuk memberikan ASI yang cukup dalam firman Allah SWT . Q.S; Albaqoroh ayat 233 yang artinya Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al Baqarah:233).
Dalam ayat tersebut dijelaskan, jika masa penyusuannya bisa sempurna sampai dua tahun, maka itu lebih baik, lebih kuat, dan lebih ideal. Asupan pertama dan yang terbaik bagi sang buah hati adalah ASI (Air Susu Ibu). Allah swt telah menciptakan dengan sempurna komposisi yang terkandung di dalam ASI. ASI memenuhi seluruh kebutuhan biologis bayi, karena itulah penting kiranya bagi para ibu agar menyusui bayinya hingga berusia 2 tahun sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah swt.
Selain memberi gizi lengkap secara alami, ASI memberikan juga banyak keuntungan penting. Keseimbangan yang tepat antara protein, karbohidrat, lemak, dan mineral menyebabkan ASI mudah dicerna, sehingga jarang sekali menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare dan konstipasi.
Bayi-bayi yang disusui jarang sekali mengalami kelebihan berat badan, kemungkinan menderita dehidrasi serta akibat-akibat lainnya. Jarang di antara mereka yang menderita alergi atau infeksi karena bakteri. ASI memberikan proteksi alamiah dengan cara mengalirkan antibodi penting dari ibu ke bayinya.
Menyusui juga memberikan manfaat psikologis pada bayi. Karena dengan menyusu, ia merasakan kehangatan dan kedekatan fisik ibunya serta menikmati suara dan wajah ibunya. Selain itu, menyusui adalah suatu cara memberi makan bayi yang menyenangkan dan ekonomis. Persediaan susu yang suhunya tepat dan selalu tersedia setiap kali bayi membutuhkannya.